Laman

Senin, 24 Januari 2011

Menonton TV Tingkatkan Resiko Kematian

Setiap penambahan satu jam di depan televisi setiap hari meningkatkan risiko seseorang meninggal akibat sakit jantung dan pembuluh darah sebesar 18 persen. Demikian dilaporkan Australian Associated Press, Selasa (12/1).
Menurut penelitian oleh beberapa ilmuwan Australia yang diterbitkan di “Journal of the American Heart Association”, masing-masing satu jam tambahan meningkatkan kemungkinan secara keseluruhan bagi seseorang untuk meninggal akibat semua sebab, termasuk kanker sebesar 11 persen. “Tubuh manusia dirancang untuk bergerak, bukan duduk untuk waktu lama,” kata pemimpin studi itu, David Dunstan.
“Tetapi perubahan teknologi, sosial, dan ekonomi menyebabkan banyak orang tidak menggerakkan otot mereka sebagaimana yang mereka lakukan sebelumnya,” katanya.
Profesor Dunstan, dari Baker IDI Heart and Diabetes Institute di Melbourne, mengatakan, duduk untuk waktu lama buruk bagi gula darah dan lemak, termasuk untuk orang yang sehat. Hubungan antara menonton televisi dan peningkatan risiko kematian terbukti benar sekalipun tak ada faktor risiko lain seperti merokok, makanan yang buruk, kolesterol tinggi, dan kegemukan.
Para peneliti tersebut memantau kebiasaan menonton televisi sebanyak 8.800 orang dewasa selama enam tahun, sebelum menerbitkan hasil yang mengejutkan itu.
Pikiran Rakyat, 14 Januari 2010

Gerhana Cincin di tahun 2010

Jumat (15/1) besok fenomena alam berupa gerhana matahari cincin akan dapat dilihat oleh masyarakat di sebagian wilayah Indonesia.
Gerhana cincin ini diperkirakan akan terjadi selama 90 menit,mulai pukul 14.39 hingga 15.55 WIB. Kepala Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin mengatakan, gerhana utama cincin itu dapat terlihat penuh di wilayahAfrika tengah,India,Myanmar, dan China.
Sedangkan di luar wilayah tersebut hanya dapat terlihat sebagian. “Ini termasuk di wilayah Indonesia seperti Sumatera bagian utara, Jawa bagian tengah dan barat, Sulawesi,dan Kalimantan.Sedangkan di luar wilayah tersebut masyarakat tidak akan dapat melihat gerhana ini,” kata Thomas kepada Seputar Indonesiakemarin. Selama terjadi gerhana cincin, ujar Thomas, beberapa daerah di Indonesia akan mengalami perubahan kegelapan dari 0-60%.
“Untuk di Bandung misalnya kegelapannya hanya 8,3% dan puncaknya pada pukul 15.18 WIB,”ujarnya. Dia mengatakan, saat terjadi gerhana, matahari tidak berada tegak lurus dengan posisi Indonesia. Kondisi ini yang menyebabkan gerhana matahari cincin tersebut hanya akan terlihat sebagian di wilayah Indonesia. “Jadi, tidak akan kelihatan cincin. Cincin hanya akan terlihat jika berada tepat di bawahnya.
Seperti di Afrika tengah,India selatan, Myanmar,dan China,”paparnya. Kegelapan gerhana ini akan tampak hingga 60% di Aceh. Sedangkan di wilayah Kalimantan 20%, Sulawesi 5%, dan Sumatera 10-60%. Gerhana matahari cincin pada 2010 ini gerhana pertama dan terakhir di tahun ini. Sepanjang 2010 dipastikan tidak akan ada lagi gerhana matahari. Berdasarkan catatan Lapan, gerhana matahari baru akan terjadi lagi pada 20 Mei 2012 dan 2013.
Gerhana matahari total akan terjadi pada 9 Maret 2016. “Sebelumnya gerhana matahari terjadi pada 26 Januari dan 22 Juli 2009. Pada 26 Januari itu gerhana matahari cincin.Sedangkan pada 22 Juli sebenarnya gerhana matahari total.Tapi di Indonesia hanya terjadi gerhana sebagian,”ujarnya. Thomas mengungkapkan, gerhana matahari itu juga perlu diwaspadai terhadap ancaman pasang maksimum di daerah pesisir pantai. Peristiwa ini dipastikan akan menaikkan ketinggian air laut.
Apalagi jika terjadi hujan,kondisi pasang maksimum harus benar-benar diwaspadai. “Terutama di saat cuaca dalam keadaan hujan dengan intensitas tinggi yang memungkinkan banjir dan rentan rob,”tandasnya. Kepala Bidang Matahari dan Antariksa Lapan Clara Yono Yatini sebelumnya mengatakan, karena sifat gerhana yang kecil, potensi untuk dilihat dari wilayah Indonesia kurang dari 10%.
Meski demikian, Lapan akan tetap mengamati fenomena antariksa tersebut melalui teropong matahari di Observatorium Bosscha Bandung dan Tanjungsari. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebelumnya juga telah mengeluarkan pernyataan resmi akan terjadinya gerhana matahari cincin pada 15 Januari 2010 yang dapat dilihat di sebagian wilayah Indonesia.
“Daerah di Indonesia yang paling besar magnitudonya saat gerhana berada di Sumatera Utara,”kata Kepala Bagian Humas BMKG Edison Gurning. Gerhana matahari cincin tersebut akan dimulai di Afrika tengah, lalu bergeser ke kawasan Samudra Hindia. Gerhana matahari akan “menyentuh” langit India dalam waktu singkat, lalu berakhir di Negeri Tirai Bambu,China.
Salah satu kawasan pertama yang akan dilintasi gerhana matahari nanti adalah ibu kota Uganda, Kampala.Ketika matahari terbit pada pukul 7 waktu setempat,pada waktu itu pulalah gerhana matahari akan menyelimuti Kampala. Pada pukul 07.06, bulan akan menutupi permukaan atas matahari. Satu setengah jam kemudian, bulan benar-benar menutupi seluruh permukaan matahari.
Bagi penduduk Benua Afrika, inilah momen yang tepat untuk melihat planet venus lebih jelas dari biasanya.Ketika terjadi gerhana matahari di Kampala nanti, venus akan bersinar lebih terang dari hari sebelumnya. Selain Kampala,gerhana matahari juga akan melanda kota Chongqing, China.
Gerhana matahari di Negeri Tirai Bambu akan dimulai pukul 14.22 waktu setempat. Dari kota ini, venus juga akan terlihat jernih di sisi kiri matahari. Gerhana matahari di China akan berakhir pada pukul 17.07 waktu Chongqing. Sepuluh menit kemudian, matahari muncul kembali dan mulai terbenam.
Harian Seputar Indonesia, 14 Januari 2010

Proses terjadinya hujan asam

DENGAN semakin meningkatnya ilmu pengetahun dan teknologi (iptek), semakin tinggi pula aktivitas kegiatan ekonomi manusia, di antaranya dengan semakin pesatnya perkembangan proses industrialisasi dan sistem transportasi. Sebagai konsekuensi logis, maka semakin meningkat pula zat-zat polutan yang dikeluarkan kegiatan industri maupun transportasi tersebut. Keberadaan zat-zat polutan di udara ini tentu akan berpengaruh terhadap proses-proses fisik dan kimia yang terjadi di udara. Salah satu dampaknya ialah dengan terjadinya hujan asam.
Istilah hujan asam pertama kali digunakan Robert Angus Smith pada tahun 1972. Ia menguraikan tentang keadaan di Manchester, sebuah kawasan industri di bagian utara Inggris. Hujan asam ini pada dasarnya merupakan bagian dari peristiwa terjadinya deposisi asam. Deposisi asam terdiri dari dua jenis, yaitu deposisi kering dan deposisi basah. Deposisi kering adalah peristiwa terkenanya benda dan molekul hidup oleh asam yang ada dalam udara.
Hal ini bisa terjadi di daerah perkotaan, karena adanya pencemaran udara dari lalu lintas yang berat dan daerah yang langsung terkena udara yang tercemar dari pabrik. Dapat pula terjadi di daerah perbukitan yang terkena angin yang membawa udara yang mengandung asam. Deposisi kering biasanya terjadi di tempat dekat sumber pencemaran.
Sedangkan deposisi basah ialah turunnya dalam bentuk hujan. Hal ini terjadi apabila asam di dalam udara larut ke dalam butir-butir air di awan. Jika kemudian turun hujan dari awan itu, air hujannya akan bersifat asam. Dalam bahasa Inggris peristiwa ini disebut dengan rain-out. Deposisi basah dapat pula terjadi karena hujan turun melalui udara yang mengandung asam, sehingga asam itu larut ke bumi. Peristiwa ini disebut wash-out.
Menurut Bambang Yulianto (1993) masalah deposisi asam terjadi di lapisan atmosfer terendah, yaitu di troposfer. Asam yang terkandung didalam deposisi asam ialah asam sulfat (H2SO4) dan asam nitrat (NHO3). Keduanya merupakan asam yang sangat kuat. Asam sulfat berasal dari gas SO2 dan asam nitrat, terutama dari gas NOx yang melalui proses fisik dan kimia di udara membentuk keasaman. Proses yang terjadi sangatlah kompleks yang melibatkan proses transportasi dan transformasi. Kontribusi air hujan untuk mengikat zat-zat polutan tersebut membentuk keasaman dalam bentuk senyawa H2SO4 dan NHO3.
Dalam konteks ini, dalam ilmu kimia, derajat keasaman diukur dengan pH yang menunjukkan kadar ion H+ yang terdapat dalam sebuah larutan yang dinyatakan dalam -log kadar H+. Karena pH menggunakan skala logaritma, tiap skala berarti kelipatan 10. Misalnya, pH 3 adalah 10 kali lebih asam dari pada pH 4 dan 100 kali asam dari pH 5. Sedangkan hujan yang normal, yaitu hujan yang tidak tercemar, mempunyai pH sekira 5,6. Jadi, bersifat agak asam. Hal ini disebabkan gas CO2 didalam air hujan. Asam karbonat itu bersifat asam yang tercemar oleh asam yang kuat, pH air hujan turun dibawah 5,6. Hujan inilah yang merupakan hujan asam.


Polutan yang berperan

Polutan yang berperan akan terjadinya hujan asam adalah zat SO2 dan NOx di udara. Sekira 50% SO2 yang ada didalam atmosfer adalah alamiah, antara lain dari letusan gunung berapi dan kebakaran hutan yang alamiah. Sedangkan yang 50% lagi adalah antropogenik, yaitu berasal dari aktivitas manusia, terutama dari pembakaran bahan-bahan fosil (BBF) dan peleburan logam.
Namun, di daerah yang banyak mempunyai industri dan lalu lintas berat, SO2 yang antrofogenik lebih tinggi.
Kadar SO2 tertinggi terdapat pada pusat industri di Eropa, Amerika Utara dan Asia Timur. Di Eropa Barat, 90% SO2 adalah antrofogenik. Di Inggris, 2/3 SO2 berasal dari pembangkit listrik batu bara, di Jerman 50% dan di Kanada 63%.
Emisi terbesar SO2 di dunia adalah pabrik pelebur tembaga dan nikel di Sundbury, Ontario, Kanada yang mengemisikan SO2 632.000 ton/tahun. Adapun pembentukan asam sulfat dalam fase gas oleh emisi SO2 di udara terjadi dengan bantuan radikal hidroksil (OH), sehingga terbentuklah kembali radikal OH.
Oleh sebab itu selama masih terdapat NO di atmosfer, dapatlah terbentuk asam sulfat tanpa mengurangi kadar OH. Dengan demikian semakin banyak SO2 makin banyak pula asam sulfat yang terbentuk.
Kemudian, seperti halnya SO2, 50% NOx dalam atmosfer adalah alamiah dan 50% antrofogenik. Pembakaran BBF juga merupakan sumber terbesar NOx sehingga di negara dengan industri maju NOx yang antrofogenik lebih besar dari pada yang alamiah. Emisi NOx dalam tahun 1980 diperkirakan sebesar 9,2 juta ton di Eropa, 19,3 juta ton di Amerika Serikat, dan 1,8 juta ton di Kanada. Instalasi pembangkit listrik dan kendaraan bermotor merupakan sumber utama NOx.
NOx berasal juga dari aktivitas jasad renik tanah, di mana untuk kehidupannya menggunakan senyawa organik yang mengandung N. Oksida N itu merupakan hasil sampingan dari aktivitas jasad renik tersebut.
Pupuk N dalam tanah yang tidak terserap tumbuhan juga mengalami perombakan kimia fisik dan biologi yang menghasilkan oksida N. Semakin banyak digunakan pupuk N, semakin tinggi pula produksi oksida tersebut. Sebagian dari oksida N tersebut di udara berubah menjadi asam nitrat.
Sumber asam nitrat yang lain ialah amonia (NH3). NH3 sebenarnya bersifat basa, tetapi keberadaannya di udara menetralisasi asam dengan pembentukan garam (NH4)2 dan NH4NO3 kemudian dioksidasi menjadi asam nitrat. Sumber utama NH3 ialah pertanian dan peternakan, yaitu pupuk dan kotoran ternak.
Untuk emisi yang berasal dari transportasi (pencemaran udara akibat aktivitas transportasi besarnya 33-50% dari pencemaran total pada udara) dengan menggunakan metode pengubah katalik (catalytic converter). Namun, alat ini hanya dapat dipergunakan pada kendaraan dengan bahan bakar minyak (BBM) bensin dan tidak pada mesin diesel.
Alat ini pun juga tidak dapat dipergunakan pada bensin yang mengandung timbal (Pb), sehingga tidak dapat dipergunakan di negara yang masih mempergunakan bensin jenis ini, seperti di Indonesia. Pengubah katalik ini dipasang pada knalpot menggunakan campuran platinum dan rhodium sebagai katalisator. Alat ini dapat mengubah CO dan HC menjadi CO2 dan air serta mereduksi NOx menjadi gas nitrogen. Dengan alat ini emisi CO, HC, dan NOx dapat dikurangi sampai dengan 90%.
Semua cara tadi tentu saja memerlukan biaya yang mahal. Untuk itu, dalam mengantisipasinya yaitu dengan cara upaya penghematan energi.
Penghematan energi ini mempunyai keuntungan dalam mengurangi CO2 selain mengurangi emisi lainnya. Namun, tentunya bersifat fleksibel, sehingga terdapat pilihan yang luas yang bisa dilakukan oleh berbagai lapisan masyarakat.(Budi Imansyah S./sumber; BD

Edwin Howard Armstrong, penemu radio FM

KEMAJUAN teknologi berdampak pula terhadap siaran radio. Dulu kita hanya dapat menikmati siaran radio dengan gelombang AM (amplitude modulation). Namun, kini pendengar pun dimanjakan oleh kemunculan gelombang radio FM (frequency modulation) yang bersuara lebih jernih. Orang yang berjasa menemukan gelombang FM adalah Edwin Howard Armstrong yang dikenal sebagai “Bapak penemu radio FM”.
Amstrong dilahirkan pada tanggal 18 Desember 1890 di New York City, Amerika Serikat (AS). Kepintaran dan keuletannya sudah tampak sejak kecil. Bahkan, ketika usianya baru menginjak 14 tahun, ia telah bercita-cita ingin menjadi seorang penemu. Ketika menginjak remaja, dia mulai mencoba menjadi tukang servis alat-alat rumah tangga tanpa kabel (nirkabel), dan ketika duduk di bangku SMA, dia telah mulai mengadakan uji coba dengan membuat tiang antena di depan rumahnya untuk mempelajari teknologi nirkabel yang kala itu sering mengalami gangguan. Dia dengan cepat dapat memahami permasalahan pada alat komunikasi tersebut. Ia juga dapat menemukan kelemahan sinyal pada penerima akhir transmisi komunikasi. Padahal, tidak ada cara lain untuk memperkuat tenaga pada pengiriman akhir.
Untuk mengembangkan pengetahuannya pada masalah gelombang komunikasi, setelah tamat SMA, Amstrong masuk ke Universitas Columbia jurusan teknik. Di universitas itulah ia melanjutkan penelitiannya di bidang nirkabel. Pada tahun ketiga di Universitas Columbia, Armstrong memperkenalkan temuannya, berupa penguat gelombang radio pertama (radio amplifier). Radio sendiri sebenarnya sudah ditemukan terlebih dahulu oleh Lee De Forest yang menggunakan Tabung Audion yang diberi nama tabung Lee De Forest. Namun, gelombang yang dipancarkannya masih terlalu lemah.
Armstrong mempelajari cara kerja tabung Lee DeForest dan kemudian mendesain ulang dengan mengambil gelombang elektromagnetik yang datang dari sebuah transmisi radio dan dengan cepat memberi sinyal balik melalui tabung. Hanya sesaat, kekuatan sinyal akan meningkat sebanyak 20.000 kali per detik. Fenomena ini oleh Armstrong disebut dengan “regenerasi radio”, yang merupakan penemuan penting dan perlu saat radio pertama kali ada. Dengan pengembangan ini, para teknisi radio tidak memerlukan 20 ton generator lagi agar stasiun radio mereka mengudara. Desain sirkuit tunggal temuan Armstrong menjadi kunci kelangsungan gelombang transmiter yang menjadi inti operasional radio. Dan dia lulus sarjana teknik tahun 1913. Atas temuannya tersebut, Armstrong mematenkan ciptaannya dan memberi lisensinya pada Marconi Corporation tahun 1914.
Enam tahun kemudian, Westinghouse membeli hak paten Armstrong atas penerima superheterodyne, dan memulai kiprahnya menjadi stasiun radio pertama bernama KDKA di Pittsburgh. Mulailah radio menjadi sangat populer pada saat itu, mulai dari hiburan sampai berita penting, tidak ada yang tidak memakai jasa radio. Setelah itu, bermunculan terus gelombang radio lainnya. RCA (The Radio Corporation of America) segera membeli seluruh hak paten radio begitu juga radio lain ikut membelinya.
Setelah Perang Dunia I usai, Armstrong kembali ke Universitas Columbia dan bekerja sebagai profesor di universitas tersebut. Tahun 1923 dia menikah dengan Marion MacInnes, sekretaris dari Presiden RCA, David Sarnoff. Pada dekade tersebut dia terlibat dalam perang perusahaan dalam mengendalikan hak paten radio. Hal ini berlanjut sampai awal tahun 1930, dan Armstrong kalah di pengadilan. Meski demikian, dia terus melanjutkan penelitian untuk memecahkan masalah statistik radio. Ia berkesimpulan, hanya ada satu solusi agar karyanya yang telah dicuri orang bisa dihargai, yaitu merancang sistem yang sama sekali baru.
Penelitian demi penelitian pun terus dia lakukan untuk lebih menyempurnakan suara radio tersebut. Pada 1933 Amstrong memperkenalkan sistem radio FM (frequency modulation), yang memberi penerimaan jernih meskipun ada badai dan menawarkan ketepatan suara yang tinggi yang sebelumnya belum ada. Sistem tersebut juga menyediakan sebuah gelombang tunggal membawa dua program radio dengan sekali angkut. Pengembangan ini disebut dengan multiplexing.
Mengenai perbedaan antara gelombang AM dan FM, bisa dijelaskan sebagai berikut. Sinyal suara tidak dapat langsung dipancarkan karena sinyal suara bukan gelombang elektromagnetik. Jika sinyal suara tersebut diubah menjadi gelombang elektromagnetik sekalipun, berapa panjang antena yang dibutuhkan. Untuk dapat mengirimkan sinyal suara dengan lebih mudah, sinyal suara tersebut terlebih dahulu ditumpangkan pada sinyal radio dengan frekuensi yang lebih tinggi dari sinyal suara tersebut. Metode untuk menumpangkan sinyal suara pada sinyal radio disebut modulasi. Modulasi yang sering dipakai radio adalah modulasi amplitudo (AM – amplitude modulation) dan modulasi frekuensi (FM – frequency modulation)
Beda utama antara gelombang AM dengan FM adalah cara memodulasi suaranya. Gelombang FM mempunyai range tambahan sebesar plus 455 KHz. Jadi, jika ada frekeensi radio 88.00 FM, sebenarnya dia menggunakan frekuensi 88.00 MHz + 455 KHz. Mengapa ada tambahan 455 KHz? Nah, gelombang FM itu memodulasi suara secara digital. Jadi, gelombang suara audio itu dicacah secara digital sesuai frekuensi audio (batas ambang telinga antara 6 Hz – 20 KHz). Setelah dicacah secara digital (tambahan 455 KHz tadi, sebagai digital audio buffer), sinyal digital tsb. di-mix dengan gelombang radio (carrier) yang berfrekuensi 88.0 MHz tadi, kemudian dilempar ke udara terbuka. Bagaian yang penting dari sistem pemancar FM adalah antena, saluran transmisi, dan pemancar itu sendiri.
Untuk memperkenalkan temuannya pada dunia, pada tahun 1940 Armstrong mendapat izin untuk mendirikan stasiun radio FM pertama yang didirikan di Alpine, New Jersey. Berkat temuannya tersebut , pada 1941, Institut Franklin memberi penghargaan kepada Armstrong berupa medali Franklin, yang merupakan salah satu penghargaan tertinggi komunitas ilmuwan. Kekalahannya dalam sengketa selama bertahun-tahun dengan perusahaan yang telah memanfaatkan hak ciptanya, tak berpengaruh terhadap pemberian medali Franklin tersebut.
Sayangnya, Armstrong harus mengakhiri hidupnya dengan cara tragis. Sang penemu gelombang radio FM tersebut diketemukan mati bunuh diri di tahun 1954. Istrinya, Marion MacInnes, yang menjadi pewaris hasil temuan Armstrong melanjutkan perjuangan suaminya bertempur di persidangan dan memenangkan jutaan dolar. Atas kejernihan suara yang dihasilkannya di awal ’60-an, saluran FM mendominasi sistem radio, dan bahkan digunakan untuk komunikasi antara bumi dan luar angkasa oleh Badan Antariksa Nasional Amerika, NASA

Fosil Manusia Bertubuh Kerdil Ditemuka di Palau

Stephen Alvarez
Ukuran tulang manusia purba di Palau (tengah) dibandingkan dengan ukuran tulnag wanita sekarang (kiri) dan Homo floresiensis (kanan).
Selasa, 11 Maret 2008 | 22:16 WIB
JAKARTA, SELASA – Populasi manusia purba bertubuh kerdil tidak hanya ditemukan di Flores, namun juga di Palau, Micronesia, di antara gugusan pulau-pulau di Samudera Pasifik. Penemuan ini semakin menguatkan pendapat bahwa pengerdilan terjadi karena manusia tinggal terisolasi di pulau yang daerah jelajahnya sempit.
Fosil tersebut ditemukan Lee Berger, seorang paleoantropolog dari Universitas Witwatersrand di Johannesburg, Afrika Selatan saat melakukan kunjungan ke Palau tahun 2006. Ia sedang mengelilingi pulau berbatu yang berada pada jarak 600 kilometer timur Filipina itu dengan kayak saat menemukan tulang-belulang di dua buah gua. Ia baru melakukan penggalian intensif setelah mendapat dukungan National Geographic Society.
“Setidaknya sepuluh gua telah ditemukan di pulau berbatu tersebut dan penggalian pada salah satu gua menghasilkan fosil sekitar 25 individu,” ujar Lee. Salah satu kerangka lengkap yang ditemukan memperlihatkan sosok manusia setinggi 94 hingga 120 centimeter. Beratnya diperkirakan hanya 32 hingga 41 kilogram.  Dari segi ukuran, manusia kerdil tersebut mirip manusia kerdil Flores yang kontroversial sebagai Homo floresiensis.
Namun, volume otaknya sekitar dua kali lipat otak manusia Flores. Dari hasil pengukuran strktur tulangnya, mereka juga lebih mirip Homo sapiens atau manusia modern meski dengan ukuran tulangnya terlampau kecil dan cenderung primitif. Mereka diperkirakan tinggal di sana antara 900 hingga 2.800 tahun.
Peneliti yang melaporkan temuannya dalam jurnal Public Library of Science (PLoS) ON

Dari "HOMO ERECTUS", "HOMO SOLOENSIS", "HOMO FLORESIENSES"

Indonesia, ”Sarang” Hobbit yang Pintar
Jum’at, 29 Oktober 2004
JAKARTA- Dijuluki sebagai Hobbit, entah sebuah kebanggaan atau bukan. Yang jelas memang fosil manusia purba yang ditemukan di Indonesia selalu berukuran lebih kecil dibanding fosil di negara barat. Tapi semuanya sama-sama pintar menciptakan peralatan penunjang hidup sehari-hari.
Mahluk bangsa Hobbit tidak hanya ada dalam karya fiksi JRR.Tolkien, Lord of The Ring. Suku bangsa yang digambarkan bertubuh cebol menyerupai manusia itu sudah ada sejak 13.000 tahun silam. Dan mereka hidup di pulau Flores, Indonesia. Manusia mungil ini memiliki tengkorak kepala seukuran dengan buah anggur. Mereka disinyalir hidup sezaman dengan gajah pigmi dan komodo di pulau tersebut.

Membantah Teori Lama Temuan yang dihasilkan oleh ilmuwan Indonesia dan Australia ini berupa miniatur tubuh manusia di sebuah gua di Flores. Para ilmuwan mengumumkan bahwa ini merupakan fosil manusia purba paling lengkap dalam dunia arkeologi. Dinamakan Homo floresiensis, fosil manusia cebol ini berasal dari manusia purba perempuan dengan tinggi tubuh hanya satu meter, bobot 25 kilogram dan diperkirakan berusia 30 tahun saat meninggal.
Homo floresienses disebut sebagai temuan paling spektakuler dalam ilmu paleoantropologi dalam setengah abad terakhir ini. Yang unik, karena hidup sejak 13.000 silam, berarti manusia cebol tersebut hidup bersamaan dengan manusia normal lainnya.
“Mahluk ini hidup sama dengan manusia spesies lainnya. Berjalan dengan dua kaki dan memiliki otak berukuran kecil. Fakta bahwa mereka hidup di masa yang sama dnegan manusia lain sungguh di luar dugaan,” komentar Peter Brown, seorang paleoantropolog dari University of New England di New South Wales, Australia seperti yang dikutip National Geographic baru-baru ini. Brown bersama dengan timnya didanai oleh National Geographic Society’s Committee for Research and Exploration untuk ekspedisi tersebut.
Diperkirakan pulau Flores telah didiami manusia cebol itu sejak 95.000 hingga 13.000 tahun silam. Ini disimpulkan dari usia tulang belulang dan peralatan yang mereka pakai di pulau tersebut. Dengan temuan ini maka berubahlah pandangan para ilmuwan mengenai bagaimana manusia purba di masa lalu berevolusi dalam hal budaya, biologi dan geografi.
Temuan ini membuktikan bagwa genus Homo jauh lebih bervariasi dan lebih fleksibel dalam hal beradaptasi. Yang termasuk genus Homo meliputi pula manusia modern, Homo erectus, Homo habilis, and Neandertals. Kesamaan di antara mereka adalah sama-sama memiliki ruang simpan luas di otak, postur tubuh tegap, dan mampu menciptakan alat-alat.
Karena memiliki tubuh yang lebih kecil, ukuran otak lebih mungil dan anatomi tubuh yang lebih primitif, maka Homo Floresienses membantah semua teori yang menyatakan bahwa ciri khas genus Homo adalah ukuran tubuh yang besar. Para ilmuwan memprediksi bahwa mereka ini masih berhubungan dengan populasi Homo erectus yang tiba di Flores sekitar 840.000 tahun lalu.
Homo Erectus
Temuan fosil Hobbit tersebut bukan yang pertama di Indonesia. Sebelumnya sudah ditemukan spesies Homo erectus dikenal pula dengan nama Pithecanthropus Erectus. Spesies ini ditemukan sekitar dua juta tahun yang lalu, ketika curah hujan di dataran Sunda dan dataran Sahul sangat besar, dan ketika seluruh daerah ini tertutup oleh vegetasi tropikal yang sangat padat. Selama jangka waktu tujuh puluh tahun lamanya, di berbagai tempat di sepanjang lembah sungai brantas di Jawa Timur, telah diketemukan sebanyak 41 buah fosil manusia purba itu. Situs-situs yang tertua berlokasi di dekat desa Trinil, Ngandong dan Sangiran dan dekat kota Mojokerto.
Mereka adalah manusia purba yang diperkirakan hidup dalam kelompok-kelompok kecil bahkan mungkin dalam keluarga-keluarga yang terdiri dari enam hingga 12 individu, yang memburu binatang di sepanjang lembah-lembah sungai di dataran Sunda, cara hidup seperti itu agaknya tetap berlangsung selama satu juta tahun. Kemudian ditemukan sia-sia artefak yang terdiri dari alat-alat kapak baru di sebuah situs dekat desa Pacitan, dalam lapisan bumi yang berdasarkan data geologi diperkirakan berumur 800.000 tahun.
Dari manusia purba yang baru ini, didapat dua buah tulang kaki dan 11 tengkorak dengan ukuran yang lebih besar dari pada Pithecanthropus yang lebih tua umurnya. Tengkoraknya menunjukkan tonjolan yang tebal ditempat alis, dengan dahi yang miring kebelakang. Suatu analisa cermat atas tengkorak tersebur yang dilakukan oleh ahli paleoantropologi di Indonesia, yakni Teuku Yakup pada tahun 1967, membenarkan bahwa manusia Ngandong itu merupakan keturunan langsung dari Pithecanthropus Erectus. Manusia Ngandong ini biasanya disebut Homo Soloensis yang terus menjadi mahluk manusia Homo Sapiens dengan ciri-ciri ras yang merupakan ciri-ciri ras nenek moyang ras Austro Melanosoid.
Sisa-sisa jenis ini ditemukan disuatu tempat di Wajak Jawa Timur (E. Debois 1920) yang ada persamaannya dengan orang Australia pribumi purba. Sebuah tengkorak kecil dari seorang wanita, sebuah rahang bawah dan sebuah rahang atas dari manusia purba itu sangat mirip dengan manusia purba ras Australoid purba yang ditemukan di Talgai dan Keilor yang rupanya mendiami daerah Irian dan Australia. (SH/merry magdalena)

dari : sinarharapan.co.id

MANUSIA PURBA DI INDONESIA

Penelitian manusia purba di Indonesia dilakukan oleh :
1. Eugena Dobois,
Dia adalah yang pertama kali tertarik meneliti manusia purba di Indonesia setelah mendapat kiriman sebuah tengkorak dari B.D Von Reitschoten yang menemukan tengkorak di Wajak, Tulung Agung.
• Fosil itu dinamai Homo Wajakensis, termasuk dalam jenis Homo Sapien (manusia yang sudah berpikir maju)
• Fosil lain yang ditemukan adalah :
Pithecanthropus Erectus (phitecos = kera, Antropus Manusia, Erectus berjalan tegak) ditemukan di daerah Trinil, pinggir Bengawan Solo, dekat Ngawi, tahun 1891. Penemuan ini sangat menggemparkan dunia ilmu pengetahuan.
• Pithecanthropus Majokertensis, ditemukan di daerah Mojokerto
• Pithecanthropus Soloensis, ditemukan di daerah Solo
Peta : Daerah penemuan Fosil di wilayah Jawa Tengah dan jawa Timur
2. G.H.R Von Koeningswald
Hasil penemuan beliau adalah : Fosil tengkorak di Ngandong, Blora. Tahun 1936, ditemukan tengkorak anak di Perning, Mojokerto. Tahun 1937 – 1941 ditemukan tengkorak tulang dan rahang Homo Erectus dan Meganthropus Paleojavanicus di Sangiran, Solo.
3. Penemuan lain tentang manusia Purba :
Ditemukan tengkorak, rahang, tulang pinggul dan tulang paha manusia Meganthropus, Homo Erectus dan Homo Sapien di lokasi Sangiran, Sambung Macan (Sragen),Trinil, Ngandong dan Patiayam (kudus).
4. Penelitian tentang manusia Purba oleh bangsa Indonesia dimulai pada tahun 1952 yang dipimpin oleh Prof. DR. T. Jacob dari UGM, di daerah Sangiran dan sepanjang aliran Bengawan Solo.
Fosil Manusia Purba yang ditemukan di Asia, Eropa, dan Australia adalah :
• Semuanya jenis Homo yang sudah maju : Serawak (Malaysia Timur), Tabon (Filipina), dan Cina.
• Fosil yang ditemukan di Cina oleh Dr. Davidson Black, dinamai Sinanthropus Pekinensis.
• Fosil yang ditemukan di Neanderthal, dekat Duseldorf, Jerman yang dinamai Homo Neaderthalensis.
Gb4. Fosil
• Menurut Dobois, bangsa asli Australia termasuk Homo Wajakensis, sehingga ia berkesimpulan Homo Wajakensis termasuk golongan bangsa Australoid.
Jenis-jenis Manusia Purba yang ditemukan di Indonesia ada tiga jenis :
1. Meganthropus
2. Pithecanthropus
3. Homo
Gb 5. Jenis manusia Purba Pithecanthropus
Ciri-ciri manusia purba yang ditemukan di Indonesia :
1. Ciri Meganthropus :
• Hidup antara 2 s/d 1 juta tahun yang lalu
• Badannya tegak
• Hidup mengumpulkan makanan
• Makanannya tumnuhan
• Rahangnya kuat
2. Ciri Pithecanthropus :
• Hidup antara 2 s/d 1 juta tahun yang lalu
• Hidup berkelompok
• Hidungnya lebar dengan tulang pipi yang kuat dan menonjol
• Mengumpulkan makanan dan berburu
• Makanannya daging dan tumbuhan
3. Ciri jenis Homo :
• Hidup antara 25.000 s/d 40.000 tahun yang lalu
• Muka dan hidung lebar
• Dahi masih menonjol
• Tarap kehidupannya lebih maju dibanding manusia sebelumnya

CORAK KEHIDUPAN PRASEJARAH INDONESIA DAN HASIL BUDAYANYA

Hasil kebudayaan manusia prasejarah untuk mempertahankan dan memperbaiki pola hidupnya menghasilkan dua bentuk budaya yaitu :
• Bentuk budaya yang bersifat Spiritual
• Bentuk budaya yang bersifat Material
i. Masyarakat Prasejarah mempunyai kepercayaan pada kekuatan gaib yaitu :
• Dinamisme, yaitu kepercayaan terhadap benda-benda yang dianggap mempunyai kekuatan gaib. Misalnya : batu, keris
• Animisme, yaitu kepercayaan terhadap roh nenek moyang mereka yang bersemayam dalam batu-batu besar, gunung, pohon besar. Roh tersebut dinamakan Hyang.
ii. Pola kehidupan manusia prasejarah adalah :
• Bersifat Nomaden (hidup berpindah-pindah), yaitu pola kehidupannya belum menetap dan berkelompok di suatu tempat serta, mata pencahariannya berburu dan masih mengumpulkan makanan
• Bersifat Permanen (menetap), yaitu pola kehidupannya sudah terorganisir dan berkelompok serta menetap di suatu tempat, mata pencahariannya bercocok tanam. Muali mengenal norma adat, yang bersumber pada kebiasaan-kebiasaan
iii. Sistem bercocok tanam/pertanian
• Mereka mulai menggunakan pacul dan bajak sebagai alat bercocok tanam
• Menggunakan hewan sapi dan kerbau untuk membajak sawah
• Sistem huma untuk menanam padi
• Belum dikenal sistem pemupukan
iv. Pelayaran
Dalam pelayaran manusia prasejarah sudah mengenal arah mata angin dan mengetahui posisi bintang sebagai penentu arah (kompas)
v. Bahasa
• Menurut hasil penelitian Prof. Dr. H. Kern, bahasa yang digunakan termasuk rumpun bahasa Austronesia yaitu : bahasa Indonesia, Polinesia, Melanesia, dan Mikronesia.
• Terjadinya perbedaan bahasa antar daerah karena pengaruh faktor geografis dan perkembangan bahasa.
Jenis Bangsa Prasejarah Indonesia
Dengan adanya migrasi/perpindahan bangsa dari daratan Asia ke Indonesia, maka pada zaman prasejarah di Kepulauan Indonesia ternyata sudah dihuni oleh berbagai bangsa yang terdiri dari:Bangsa Melanisia/Papua Melanosoide yang merupakan Ras Negroid memiliki ciri-ciri antara lain: kulit kehitam-hitaman, badan kekar, rambut keriting, mulut lebar dan hidung mancung. Bangsa ini sampai sekarang masih terdapat sisa-sisa keturunannya seperti Suku Sakai/Siak di Riau, dan suku-suku bangsa Papua Melanosoide yang mendiami Pulau Irian dan pulau-pulau Melanesia.Bangsa Melayu Tua/Proto Melayu yang merupakan ras Malayan Mongoloid memiliki ciri-ciri antara lain: Kulit sawo matang, rambut lurus, badan tinggi ramping, bentuk mulut dan hidung sedang. Yang termasuk keturunan bangsa ini adalah Suku Toraja (Sulawesi Selatan), Suku Sasak (Pulau Lombok), Suku Dayak (Kalimantan Tengah), Suku Nias (Pantai Barat Sumatera) dan Suku Batak (Sumatera Utara) serta Suku Kubu (Sumatera Selatan).Bangsa Melayu Muda/Deutro Melayu yang merupakan rasa Malayan Mongoloid sama dengan bangsa Melayu Tua, sehingga memiliki ciri-ciri yang sama. Bangsa ini berkembang menjadi Suku Aceh, Minangkabau (Sumatera Barat), Suku Jawa, Suku Bali, Suku Bugis dan Makasar di Sulawesi dan sebagainya.
Demikianlah uraian materi tentang jenis bangsa prasejarah Indonesia

dari : one.indoskripsi.com